Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Hidup Sehat dengan Beras Sehat


DALAM kehidupan modern saat ini, tanpa disadari, kita seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan tubuh. Polusi, limbah, pestisida dan pemanasan global yang sedang terjadi, menyebabkan bermacam penyakit yang merugikan kehidupan kita. Hidup dengan menggantungkan diri pada bahan yang menghasilkan dampak sampingan, justru akan membunuh diri sendiri. Salah satu dampak sampingan itu adalah residu pestisida kimia sintesis dalam makanan yang dihasilkan dari budidaya yang tidak ramah lingkungan.

Residu pestisida kimia sintesis yang terdapat dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh kita dan dapat membahayakan kesehatan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan aktif yang bersifat racun dari pestisida kimia sintesis tidak terbuang ke luar tubuh, tetapi akan terakumulasi di dalam jaringan dan dapat memicu timbulnya kanker, penurunan kesuburan, gangguan fungsi syaraf, kerusakan hati, ginjal dan paru-paru.

Beras sebagai bahan pangan utama yang dikonsumsi setiap hari sangat berpotensi mengandung residu pestisida berbahaya. Seperti hasil sebuah analisa laboratorium pada tahun 1995 terhadap beras yang dihasilkan dari sentra-sentra produksi Jawa Barat ditemukan adanya 5 jenis residu insektisida berbahaya yaitu Klorporifos, Lindan, Endosulfan, BPMC dan Karbofuran dengan kandungan residu yang telah melebihi batas aman, hal yang sama juga dialami pada tahun 2009 berdasarkan penelitian di Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat 8 jenis beras yang positif mengandung residu pestisida.

Untuk menghasilkan produk beras sehat, yang bebas dari residu pestisida kimia sintetis, dibutuhkan kualitas lingkungan yang baik dan cara berbudidaya yang ramah lingkungan. Proses untuk mewujudkan prasyarat tersebut membutuhkan waktu dan keseriusan dalam menjalankannya. Lembaga Pertanian Sehat (LPS) sejak tahun 1999 telah melakukan beberapa upaya untuk ikut serta mewujudkan pertanian sehat ramah lingkungan tersebut.

Dedikasi LPS untuk menghasilkan pertanian yang ramah lingkungan direalisasikan dalam dua bentuk program: Pertama, Program Pengembangan Pertanian Sehat yang menghasilkan teknologi budidaya pertanian sehat dan sarana produksi pertanian ramah lingkungan. Kedua, Program Pemberdayaan Petani Sehat yang menghasilkan puluhan Kelompok Tani, pejuang pertanian ramah lingkungan.

Di lokasi dataran tinggi Bogor dan Cianjur, dengan pengairan yang masih jernih dan lingkungan alam yang asri, para petani dibina dan didampingi untuk melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan. Dilandasi filosofi memberi manfaat pada lingkungan alam agar lingkungan alam memberi manfaat kepada kita, mereka diajarkan teknologi ramah lingkungan yang sederhana, bertahap dan penuh kesabaran dan kebersamaan dalam kelompok-kelompok tani sehat.

Setelah beberapa musim, petani mendapat hasil berupa peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen, penurunan biaya produksi, perbaikan kualitas lahan dan tentunya padi sehat yang bebas residu kimia berbahaya.

Kondisi tersebut seperti yang dialami Abah Jamhur (80) mitra tani binaan LPS yang sekarang menjabat sebagai ketua kelompok tani umuriddunya Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) al-ikhwan bertempat di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Kesehariannya yang berprofesi sebagai petani ini memiliki luas sawah sebesar 2.000 m2 atau 0,2 ha.

Menurut Abah Jamhur yang telah menggunakan pertanian sehat ramah lingkungan melalui Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) LPS ini dapat dirasakan manfaatnya berupa pelatihan yang diberikan. Terbukti dengan teknologi pertanian ramah lingkungan pada tanaman padi terdapat perbedaan dengan pertanian konvensional (anorganik) yaitu menurutnya “kalau menggunakan pertanian organik penyakit mentek yaitu penyakit yang terjadi pada daun sehingga menjadi merah dapat hilang, sedangkan kalau memakai pupuk urea atau kimia tidak bisa hilang.”

Kegiatan menanam padi yang dilakukan oleh petani binaan LPS dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan telah menghasilkan beras sehat yang dikenal dengan beras SAE (Sehat, Aman dan Enak) yang memiliki manfaat bagi orang lain.

Manfaat pertama yang ingin diberikan oleh beras SAE adalah bersih dari residu pestisida kimia sintesis yang membahayakan kesehatan. Dan hasil dari proses budidaya ramah lingkungan yang dilaksanakan oleh para petani binaan LPS sudah dibuktikan dengan uji laboratorium dari Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian, Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian. Hasil uji laboratorium menyatakan bahwa beras SAE bebas dari residu pestisida baik golongan Organoklorin, Organophospate, Karbamat maupun Piretroid.

Konsekuensi dari penanganan secara khusus dalam pasca panen menghasilkan karakteristik yang khas dari beras SAE berupa warna beras yang tidak terlalu putih tetapi setelah dimasak akan menghasilkan warna nasi yang putih berseri. Karakteristik lain yang khas dari beras SAE adalah tekstur nasinya pulen dan beraroma (wangi). Akhirnya mudah-mudahan program P3S ini akan terus berkembang dan dapat membantu para petani dhuafa agar kehidupannya menjadi lebih baik.

(Andi Perdana Gumilang, S.Pi, Tim Markom Lembaga Pertanian Sehat www.pertaniansehat.or.id)


Report By : Andi Perdana Gumilang, S.Pi


Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Telur Salamander Ampuh Hentikan Kanker

PADA umumnya, kanker timbul karena adanya sel-sel yang berubah dan bermutasi serta gen penekan tumor dalam tubuh kita tidak berfungsi. Untuk itu, para ilmuwan di Universitas Nottingham berhasil menyiasati kondisi itu dengan mengendalikan sel kanker. Mereka mengaktifkan gen supresor kanker dengan ekstrak oosit axolotl.

Para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan merupakan teknologi terbaru yang terbilang ampuh bagi pengobatan beberapa jenis kanker.

Para peneliti lalu melirik salamander jenis axolotl. Binatang ini dikenal dengan kemampuannya yang bisa menumbuhkan kembali beberapa bagian tubuhnya. Para ilmuwan menemukan bahwa zat protein pada manusia dan axolotl memiliki kesamaan. Adapun oosit axolotl, yakni telur salamander sebelum ovulasi, mengandung molekul yang aktif memodifikasi epigenetik dan kapasitas kuat untuk mengubah tanda epigenetik pada DNA sel manusia.

Saat menangani sel-sel kanker dengan ekstrak oosit axolotl, para peneliti ternyata mampu mengaktifkan kembali gen supresor tumor dan menghentikan pertumbuhan kanker. Bahkan, keberadaan sel kanker tidak terbukti setelah 60 hari kemudian.

Para peneliti mengatakan identifikasi zat protein pada telur axolotl oocytes yang mampu membalikkkan keadaan sehingga menekan sel kanker merupakan sebuah terobosan dalam pengobatan kanker. Ini juga merupakan senjata yang menjanjikan dalam memerangi kanker. Hasil temuan tim peneliti Universitas Nottingham ini juga telah dipublikasikan pada jurnal Molecular Cancer. (Gizmag/Pri/OL-06)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Pengobatan Alternatif Kanker Payudara


4 dari 10 warga Amerika menggunakan pengobatan alternatif untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Vitamin-vitamin dan doa-doa penyembuhan merupakan jenis pengobatan alternatif yang digunakan oleh 6 dari 10 warga Amerika.

Tahukan Anda bahwa pengonatan alternatif juga bisa digunakan untuk menyembuhkan kanker payudara

Pengobatan alternatif membantu penderita kanker payudara mengurangi efek samping dari radiasi dan kemoterapi. Disamping itu, juga bisa menurunkan tingkat stress.

Pengobatan alternatif juga membuat penderita merasa lebih kuat dan bersemangat, karena dengan cara ini mereka bisa memberi penanganan sendiri yang positif daripada hanya sekedar bergantung kepada dokter yang menangani kesehatan mereka.

Sebagian besar pengobatan pelengkap dan allternatif termasuk ke dalam obat holistik. Artinya, cara untuk mendapatkan kesehatan tubuh dan keseimbangan bagi menyeluruh tidak hanya didapat melalui tubuh tetapi pengobatan ini lebih fokus kepada pikiran, emosi dan spirit atau semangat.

Berikut beberapa jenis pengobatan alternatif yang bisa Anda gunakan:

Akupuntur: akupuntur adalah salah satu jenis pengobatan alternatif yang baik untuk kanker. Sebuah studi di tahun 2008 menunjukkan bahwa akupuntur bisa menyembuhkan kilasan panas yang diakibatkan oleh obat anti tumor. Disamping itu, akupuntur juga bisa mencegah penderita dari muntah, rasa sakit, dan kelelahan.

Tindakan Pencegahan: Jangan mencucukkan jarum pada lengan perempuan dengan simpul getah bening yang dipindahkan ke bawah lengan tersebut. Hal ini karena ada ada resiko pembengkakan dan kelebihan cairan. Perempuan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah beresiko tinggi terkena infeksi.

Tai chi dan qigong: Sebagian besar terapi CAM didasarkan pada ide bahwa "bioenergi" yang vital itu ada. Energi ini dipercaya bisa membuat sehat dan membawa penyembuhan. Penyakit akan muncul jika energi ini lemah.

Tai chi dan qigong berasal dari China. Keduanya berdasarkan pada transformasi tenaga bioenergi melalui gerakan yang lembut, dan fokus pada pernapasan, serta meditasi.

Di China, dokter menganjurkan qigong untuk kanker. Qigong digunakan sebagai penyesuai terhadap kemoterapi dan radiasi, juga sebagai terapi primer bagi kanker yang tidak bisa dioperasi dan sudah menyebar.

Banyak rumah sakit di Amerika menawarkan tai chi sebagai pelengkap terhadap pengobatan standar. Tai chi bisa meningkatkan rasa percaya diri, kualitas hidup, dan menumbuhkan perasaan yang nyaman.

Tindak Pencegahan: Karena tai chi dan qi gong sangat lembut maka ini dapat menimbulkan beberapa resiko. Bagaimanapun, Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program latihan yang baru.

Reiki: reiki adalah salah satu obat energi yang berasal dari Jepang. Para praktisinya mentransformasikan bioenergi dengan menumpangkan tangan mereka di atas tubuh pasien. Sebagian besar perempuan yang mencoba reiki menyatakan bahwa mereka merasa lebih relaks.

Yoga: yoga sedang diteliti sebagai pengobatan pelengkap terhadap kanker payudara. Penelitian ini menunjukkan bahwa yoga bisa meningkatkan energi, vitalitas, dan kualitas hidup.

Perempuan penderita payudara, khususnya setelah operasi, seharusnya memilih melakukan jenis yoga yang lembut seperti hatha. Jenis yoga ini lebih terfokus pada pernapasan, gerakan yang lembut, dan relaksasi.


Sumber : http://www.mediaindonesia.com

11 Pengobatan Alternatif Kanker


Banyak pengidap kanker mencoba pengobatan pelengkap dan pengobatan alternatif. Jika kanker membuat Anda merasa kehilangan kontrol terhadap kesehatan Anda, Anda bisa mencoba pengobatan alternatif. Tetapi banyak pengobatan alternatif yang tidak terbukti efektif bahkan berbahaya.

Untuk membantu Anda memilih, berikut 11 pengobatan alternatif kanker yang biasanya aman dan ada bukti yang menunjukkan akalu 11 pengobatan alternatif ini menguntungkan.

Bagaiman pengobatan alternatif membantu Anda?

Pengobatan alternatif kanker tidak akan berperan untuk menyembuhkan kanker, tetapi bisa membantu mengatasi tanda dan gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker dan pengobatan kanker.

Tanda-tanda dan gejala-gejala seperti kecemasan, kelelahan, mual dan muntah, rasa sakit, susah tidur, dan stres bisa dikurangi dengan menggunakan pengobatan alternatif.

Anda bisa menggunakan pengobatan alternatif kanker sebagai pelengkap pengobatan dari dokter, bukan sebagai pengganti pengobatan medis.

Walaupun pengobatan alternatif kanker seperti akupuntur bisa mengurangi gejala mual atau rasa sakit, tetapi tidak cukup efektif untuk mengganti pengobatan medis dari dokter. Berkonsultasilah dengan dokter untuk menentukan keseimbangan antara pengobatan tradisional kanker dengan pengobatan alternatif kanker.

1. Jika Anda merasa cemas, cobalah pengobatan alternatif seperti hipnotis, pijat, meditasi, serta teknik-teknik relaksasi

2, Jika Anda merasa kelelahan, cobalah berolahraga, pijat, teknik-teknik relaksasi atau yoga

3. Jika Anda mual dan muntah, cobalah akupuntur, aromaterapi, hipnotis, atau terapi musik

4. Jika Anda merasa sakit, cobalah akupuntur, aromaterapi, biofeedback, hipnotis, meditasi, pijat, atau terapi musik

5. Jika Anda mengalami masalah tidur, cobalah berolahraga, teknik-teknik relaksasi, tai chi, atau yoga

6. Jika Anda stres, cobalah aromaterapi, berolahraga, hipnotis, pijat, meditasi, tai chi, atau yoga

Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Susu dan Urine Unta Pengobat Leukemia


TIM peneliti dari Baghdad mengklaim telah membuat terobosan ilmiah pengobatan kanker dengan mengembangkan rumus medis menggunakan susu dan air seni unta.

A Abdalla Alnajjar, Ketua Yayasan Sains dan Teknologi Arab, mengatakan timnya telah memulai uji coba tersebut pada 2008 dan hasilnya pun terbilang sukses bersakala internasional. "Pengobatan ini merupakan kombinasi susu dan air seni unta dan telah diujikan pada tikus. Tak lama lagi, akan diadakan uji coba klinis terhadap manusia," katanya. Percobaan itu akan dilakukan di Universitas Sharjah dan Institut Kanker di Baghdad.

Sabah Jassim, kepala tim peneliti di Perusahaan Bioteknologi Arab Perusahaan (ABC), mengatakan timnya menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh unta memiliki kemampuan untuk meremajakan diri setiap mereka mengambil sampel susu dan air seni. Itulah yang membuat sistem kekebalan tubuh unta tergolong yang terkuat. Menurutnya, formula itu bisa menyembuhkan leukemia (kanker darah) dan dapat dikembangkan untuk jenis penyakit lainnya.

Pada tikus, tingkat keberhasilan uji cobanya mencapai 100 persen. "Tikus-tikus itu disuntik dengan obat baru tersebut enam bulan yang lalu. Kini mereka masih bertahan hidup dengan kondisi kesehatan yang prima." Ia menambahkan, "Metode ini dilakuakn dengan menyalurkan sel cerdas yang menyerang zat beracun dalam sel-sel kanker tanpa menghasilkan efek samping," katanya seperti dikutip dari TOI, Rabu (12/1).

Kanker telah membunuh sekitar enam juta orang setiap tahun di dunia. Menurut Asosiasi Penanganan Kanker Arab, kanker merupakan penyebab ketiga kematian di negara itu setelah penyakit jantung dan infeksi menular. (TOI/Pri/OL-06)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Ilmuwan kembangkan Daging Non Hewan


South Carolina - Di sebuah laboratorium kecil, Vladimir Mironov, seorang ahli biologi perkembangan dan insinyur jaringan dari Universitas Kedokteran Carolina Selatan, telah bekerja untuk mengembangkan daging non hewan.

Dr.Mironov, 56 tahun adalah salah satu dari beberapa ilmuwan di seluruh dunia yang terlibat dalam bioteknologi "budidaya" daging selama satu dekade.

Budidaya daging adalah produk yang diklaim bisa membantu mengatasi krisis pangan global di masa depan, akibat menyusutnya jumlah lahan yang tersedia untuk mengembangkan daging dengan cara kuno.

Pertumbuhan "in-vitro" atau budidaya daging sebenarnya juga telah berlangsung di Belanda, namun di Amerika Serikat sebagai ilmu untuk mencari pendanaan dan permintaan daging.

Institut Pangan dan Pertanian Nasional yang baru , bagian dari US Food and Drug Administration (FDA), tidak akan mendanai itu, National Institutes of Health juga tidak mendanai, sedangkan National Aeronautics and Space Administration mau mendanai, namun hanya sebentar.

"Teknologi ini punya gangguan klasik, karena membawa setiap teknologi baru di pasar rata-rata berbiaya US$ 1 milyar, Kami bahkan tidak punya sampai US$ 1 jutapun,"ujar Mironov.

Mironov sekarang mengutamakan melakukan penelitian tentang teknik jaringan atau tumbuh pada organ manusia.

"Ada faktor menyeramkan, ketika orang mengetahui daging tumbuh di lab. Mereka tidak suka teknologi diasosiasikan dengan makanan," kata Nicholas Genovese, seorang sarjana yang mengunjungi laboratorium Dr Mironov.

"Tapi ada banyak produk yang kita makan hari ini yang dianggap alami yang diproduksi dengan cara yang sama," ujar Genovese.

Seperti yoghurt, budidaya ragi, produksi anggur dan produksi bir yang tidak diproduksi di laboratorium dan masyarakat telah menerima produk tersebut.

Jika anggur diproduksi di kilang anggur, bir di tempat pembuatan bir dan roti di toko roti, Mironov telah memberikan nama untuk fasilitas produksi daging masa depannya dengan sebutan "Carnery".

Sebuah gedung berukuran lapangan sepak bola dengan bioreaktor besar, atau bioreaktor ukuran mesin kopi di toko kelontong, untuk memproduksi apa yang dia sebut "charlem", singkatan dari Charleston engineered meat.

Daging ini akan menjadi fungsional, alami, dan dirancang sebagai makanan, bila ingin mencicipi pabrik ini tinggal merancang apa yang Anda inginkan dan kita dapat merancang tekstur dagingnya.

"Saya percaya kita dapat melakukannya tanpa gen Tetapi tidak ada bukti bahwa jika Anda menambahkan gen kualitas makanan entah bagaimana akan menderita.. Genetik makanan diubah sudah berlatih normal dan tidak ada yang mati."

Dr Mironov mengatakan untuk mendapatkan juicy atau daging kualitas, para ilmuwan ingin menambahkan lemak dan menambahkan suatu sistem vaskuler sehingga sel interior dapat menerima oksigen akan memungkinkan pertumbuhan steak, bukan hanya potongan tipis jaringan otot.

Daging budidaya ini nantinya bisa menjadi lebih murah daripada apa yang disebut Genovese, produksi berat bersubsidi untuk daging pertanian, karena masyarakat menerima daging budidaya sebagai manfaat untuk masa depan.

Manfaat lainnya. hampir 30 persen dari luas permukaan tanah bumi dikaitkan dengan memproduksi protein hewani di pertanian, dimana hewan membutuhkan antara 3 dan 8 pon gizi untuk membuat 1 pon daging.

Hal itu dianggap tidak cukup efisien, sebab hewan mengkonsumsi makanan dan menghasilkan limbah, sedangkan daging budidaya tidak memiliki sistem pencernaan.

Nantinya kita memiliki eksplorasi antarplanet, dimana orang akan perlu untuk menghasilkan makanan di ruang angkasa, tanpa harus mengambilnya dari sapi. Kebayang gak?


Suber : http://www.wartanews.com

Monsanto Jadikan RI Basis Produksi Benih Jagung



JAKARTA - Perusahaan benih PT Branita Shandini atau yang lebih dikenal Monsanto menjadikan Indonesia sebagai basis produksi benih unggul di kawasan Asia Tenggara. Untuk tujuan ini, Monsanto menginvestasikan dana sebesar USD40 juta untuk pengembangan benih jagung hibrida dan benih jagung transgenik di Mojokerto, Jawa Timur.

Country Lead Monsanto Indonesia Chris Peterson mengatakan pengembangan benih jagung transgenik tersebut nantinya akan diekspor ke Filipina, Vietnam, dan sejumlah negara di Asia Tenggara lainnya.

“Kami fokus pada pengembangan jagung hibrida untuk pasar di dalam negeri, dan juga jagung hasil transgenik untuk pasar luar,” ujarnya di sela-sela acara "Pemberian bantuan secara simbolis sebesar USD50.000 untuk 400 petani salak dan anak-anak terdampak erupsi Gunung Merapi", di Jakarta, Selasa (25/1/2011).

Dia menyatakan untuk benih jagung dari hasil transgenik sampai saat ini belum dikomersialkan di Indonesia, karena pemerintah masih belum memberikan izin pemasaran benih dari bioteknologi ini. Peterson menargetkan pada 2012, perusahaan sudah dapat merealisasikan ekspor benih jagung ke kawasan Asia Tenggara.

Lebih lanjut dia mengatakan dipilihnya Mojokerto sebagai pusat pengembangan benih hibrida dan transgenik karena di areal di kawasan tersebut sangat cocok untuk pengembangan jagung berkualitas.

Peterson mengatakan dana yang digelontorkan perusahaan digunakan untuk pembangunan infrastruktur berupa pabrik benih dan pengembangan lahan seluas 10 hektare (ha). “Benih jagung yang dihasilkan di Mojokerto ini dibuat agar tahan terhadap hama bulai dan juga tahan terhadap cuaca,” katanya.

Selama ini benih jagung hibrida yang dikembangkan Monsanto banyak dipasarkan di Jawa Timur, Sumatera, dan Nusa Tenggara. Lebih lanjut Peterson menyatakan penggunaan teknologi transgenik menjadi salah satunya cara untuk membantu pemerintah Indonesia dalam rangka memenuhi cadangan pangan khususnya jagung nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengakui penggunaan trangenik menjadi salah satu alternatif penyediaan pangan. Dia mengungkapkan dalam pembahasan di ajang FAO Regional Conference for Asia dan The Pacific di Korea Selatan, penggunaan benih trangenik dijadikan sebagai pokok bahasan. ”Ke depan rekayasa genetika ini akan menjadi salah satu alternatif. Akan tetapi saat ini masih dijadikan penelitian termasuk dampak pada kesehatan manusia,” ujarnya.

Mentan mengatakan upaya yang dilakukan FAO itu diambil karena seluruh dunia sedang menghadapi ancaman perubahan iklim yang tidak menentu. Dia mengatakan dalam pertemuan di Korea tersebut diketahui bahwa negara anggota melaporkan produksi pangan menurun, termasuk juga di dalamnya produksi non beras. Oleh karena itu, kata Suswono, semua kemungkinan untuk mengadaptasi perubahan musim akan dikaji.(Sudarsono/Koran SI/wdi)