Potensi Genetik untuk Mengatasi Problema Cekaman Mineral Tanah
Kemampuan tanaman dalam mengkonversi sumber daya dasar: tanah, air, udara, dan cahaya matahari ke dalam produk yang berguna bagi manusia tergantung pada interaksi antara genotipe dan lingkungan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai P = ge, dimana p = fenotipe, g = genotipe (potensi genetik), dan e = lingkungan (termasuk tanah, cuaca, hama, teknik budidaya, zat pengatur tumbuh, dan sebagainya).
Tanaman jarang ditanam untuk dimanfaatkan seluruh fenotipenya, akan tetapi ditanam untuk memperoleh buah, batang, akar, atau beberapa bagian tanaman yang khusus. Oleh sebab itu, rumus di atas lebih baik dituliskan sebagai berikut : yq = ge, dimana yq = hasil dan kualitas produk tanaman.
Hasil dan kualitas mencapai maksimum jika tersedia lingkungan yang sempurna bagi genotipe. Kesempurnaan pada lingkungan tidak akan pernah diperoleh, dengan demikian, hasil dan kualitas berkurang hingga tingkat tertentu. Cekaman dapat didefinisikan sebagai beralihnya komponen lingkungan dari kondisi sempurna.
Air dapat terlalu sedikit atau terlalu banyak, temperatur dapat terlalu dingin atau terlalu panas, hama dapat mengganggu pertumbuhan, udara dapat terpolusi, atau atau, pada topik ini, mineral tanah tidak tersedia pada jumlah atau proporsi yang tepat. Problema cekaman mineral dapat dikurangi dengan merubah mineral dalam tanah dan dengan memodifikasi genotipe tanaman hingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan mineral yang ada.
Pendekatan genetika dan pemuliaan tradisional terhadap cekaman mineral bersifat tidak langsung. Tujuan program pemuliaan adalah untuk meningkatkan hasil dan kualitas produk dan untuk menekan biaya produksi sekecil mungkin. Untuk memperoleh genotipe yang cocok pada lingkungan tertentu, populasi yang berbeda secara genetik ditanam di area tersebut, kemudian dipilih tanaman-tanaman yang memiliki fenotipe unggul. Asumsinya, keunggulan fenotipe sebagian disebabkan oleh kecocokan genotipe pada lingkungan tersebut.